HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NULLE KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN TAHUN 2024

Authors

  • Beci Timo Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana
  • Soleman Landi Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana
  • Mega Oktoviana Luisa Liufeto Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana

DOI:

https://doi.org/10.51556/ejpazih.v13i2.367

Keywords:

Stunting, balita, pola asuh, ibu, pemberian asi eksklusif

Abstract

Stunting merupakan pertumbuhan yang terhambat, dan merupakan salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan Provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menjadi kabupaten penyumbang stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Puskemas Nulle adalah salah satu Puskesmas di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kecamatan Amanuban Barat yang memiliki jumlah kasus stunting tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola asuh dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Nulle tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah penelitian epidemilogi analitik dengan metode kuantitatif dan rancangan case control. Besar sampel pada penelitian ini 170 balita  yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai ρ-value= 0,001 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI-eksklusif dengan kejadian stunting pada balita. Hasil perhitungan (OR) diperoleh nilai OR= 5,661, hal ini berarti balita yang tidak mendapatkan ASI-eksklusif memiliki peluang risiko terjadinya stunting sebesar 5,661 kali dibandingkan dengan balita yang tidak stunting. Hasil ini menunjukan adanya hubungan pola asuh ibu terhadap kejadian stunting pada balita di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Penulis berharap penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman ibu terkait hubungan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian stunting pada balita.

References

Anggarini, S. P., Astrika Yunita, F., Eka Nurma Yuneta, A., & Nur Dewi Kartikasari, M. (2020). Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi Dengan Berat Badan Bayi Usia 6-12 Bulan Di Kelurahan Wonorejo Kabupaten Karanganyar. PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, 8(1), 2020

Husada, S. (2021). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan K5ejadian Diare pada Anak. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(2). Retrieved from file:///C:/Users/Downloads/643-Article%20Text-4140-5-10- 20211118.pdf Isabela, s. (2023). Hubungan pemberiaan MP-ASI dengan status gizi anak usia 6- 24 Bulan Desa Ngepringan, From Skripsi : http://repository.unissula.ac.id/30129/1/Ilmu%20Keperawatan_309019002

Kemenkes [Kementrian Kesehatan RI]. 2017. Buku Saku Pemantauan Status Gizi. Buku Saku. Kementrian Kesehatan RI: Jakarta.

Purwanti, Eka Desi ; Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Epidemiologi . (2023). Hubungan Antara Status Imunisasi Dasar Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Indonesia: Analisis Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021. Depok : FKM-UI

Puskesmas Nulle, U. (2023). Laporan Operasi Bulan Timbang Tahunan

Rambe, H. (2022) Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan (Studi Kasus pada Balita Ny. N) di Kelurahan Hutaraja Kecamatan Muara Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2022.

Risnanto. (2023). HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA (Vol. 3, Issue P). https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/JUK

Sardjito, H. (2019). Manfaat ASI bagi Bayi. From JURNAL GERMAS: https://sardjito.co.id/2019/03/29/pentingnya-air-susu-ibu-asi-bagi-bayi/

satriwan, e. (2018). Strategi Nasional Percepat pencegahan stunting 2018-2024. From Jurnal: https://www.tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis%202018/Sesi%201_0

_RakorStuntingTNP2K_Stranas_22Nov2018.pdf

SSGI (2023) ‘Hasil Survei Status Gizi Indonesia’, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pp. 77–77. Available at: https://promkes.kemkes.go.id/materi-hasil- survei-status-gizi-indonesia- ssgi-2022.

WHO. (2016). Daily Iron Supplementation In Adult Women And Adolescent GirlsGuideline.https://www.who.int/publications/i/item/9789241510196#:~:text=This%20guideline%20provides%20a%20global,%20evidence-informed%20recommendation%20on%20daily%20iron

Yuliastini, S., Sudiarti, T., & Sartika, R. A. D. (2020). Factors related to stunting among children age 6-59 months in babakan madang sub-district, West Java, Indonesia. Current Research in Nutrition and Food Science, 8(2), 454–461. https://doi.org/10.12944/CRNFSJ.8.2.10

Zai, I. F. wati (2018) ‘Faktor yang Berhubungan dengan Stunting pada Balita di Desa Silimabanua Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara Tahun 2018’ pp 1-113

Published

2024-10-31

How to Cite

Timo, B., Soleman Landi, & Mega Oktoviana Luisa Liufeto. (2024). HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NULLE KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN TAHUN 2024. Jurnal Pangan Gizi Dan Kesehatan, 13(2), 89-105. https://doi.org/10.51556/ejpazih.v13i2.367